Rame dan larisnya
mie kering awa tentu diikuti dengan pihak-pihak yang ikut menikmati keuntungan..
banyak menyerap tenaga kerja, supplier
bahan pokok makanan dan minuman, tukang parkir, toko kecil disamping yang
menjual rokok, permen dan pulsa, pa’gandeng atau daeng sambalu -sebutan di
Makassar untuk penjual keliling, dan pengemis …..yang stamplas (menetap) disitu,
disebut begitu karena banyak juga pengemis yang mondar-mandir mengusik yang
makan, dari berbagai panti asuhan dan anak kecil yang menuntun kakek buta.
Pengemis yang
menetap ini menurut saya adalah orang yang paling menikmati keuntungan larisnya
awa setiap malam. Tadinya tidak begitu menarik perhatian, terbiasa sambil lalu
menyisihkan sedikit uang kembalian ke tangannya. Kebanyakan yang membayar juga
seperti itu.