detail antik di deluxe suite colonial hotel Makassar

Selasa, November 27, 2012

Ini lanjutan postingan Hotel Colonial Makassar beberapa hari yang lalu.


Jika di postingan sebelumnya yang kita sorot tentang etnik yang menjadi aksen utama hotel, kali ini sesuai janji saya akan memposting detail interior deluxe suite tempat kami nginap.




Kamar deluxe suite terletak di lantai tujuh. Suite sea view ini dilengkapi balkon.


Aaah si brondong kacci ini kayaknya sudah keliatan ya bakat foto modelnya. Ini dia sendiri lo yang minta di foto, tapi kalo saya sarankan untuk coba-coba di dunia model, iklan ato skalian main film, eh malah nolak. Padahal kan lumayan tuh, selain bisa melanjutkan cita-cita mama yang gak kesampean, cepet terkenal dan kaya raya. Amien...Tapi kedua brondongs kacci ini keukeuh tetap gak mau.

Di dinding setiap koridor pada beberapa titik diberi aksen panel kayu berhias ornamen ukiran kuningan bermotif bunga yang sering kita jumpai pada ornamen ukiran Bali.


Yang ini ukiran bunga versi lainnya.


Keseluruhan kamar hotel menggunakan lantai parquete yang membuat atmosfir ruang berkesan   hangat dan nyaman.


Lay out indoor suite di tata seperti typical indoor apartment.  
Pantry L-Shape top marmer putih dengan bar melengkung yang terletak pada area front door ini dilengkapi sink, pemanas air listrik dan peralatan minum. Kulkas ukuran besar diletakkna sebelah kiri area pantri, depan pintu kamar tidur.


Rak kabinet atas dan bawah pantry di finishing dark brown dengan aksen kaca es pada pintu. 

Dan tarikan kuningan berpola etnik. Tarikan berbentuk ketukan pintu ini mengingatkan pada pintu-pintu rumah jaman dulu ya.
 

Area pantry ini dilengkapi jendela yang menghadap laut dan daerah sekitarnya. Saya suka duduk berlama-lama minum teh ambil menatap pemandangan lewat jendela ini.

Kalo malam, dari jendela ini kita bisa melihat kerlip lampu  city view..  
Indah sekali....


Ruang tv nya menyatu dengan pantry. Diisi satu set sofa, coffee table lengkung finishing dark brown dan kabinet tv. ruang ini terasa lega, cocok buat kita-kita yang kalo nginep di hotel suka kedatangan tamu termasuk krucil-krucil ponakan. Kita nginep 3 malem disini.


Ruang duduk / tv ini mempertahankan warna-warna natural monokromatik.  Dengan mempertahankan warna netral maka perabot yang berdesain etnik dan klasik terlihat menonjol pada keseluruhan suite ini. Kordennya berwarna natural beige bahan tekstur.


Ruang ini dilengkapi jendela full plafon yang memantulkan pemandangan laut dan sekelilingnya ke dalam ruang.


Terasa betul perubahan cahaya di ruang ini, , kebetulan waktu kita nginep cuaca sedang tidak bersahabat. Berubah-ubah gak jelas, sebentar mataharinya bersinar terik dan silau, sebentarnya mendung dan hujan. Tapi justru cahaya dan pemandangan di ruang ini jadi gak biasa.
Pintu di sebelah kiri sofa itu menuju ke ruang tidur utama, lalu pintu kaca ke balkon, dan yang di sebelah kanan di balik dinding tv ada kamar mandi utama.


Kamar utamanya terletak di dinding belakang sofa. Tempat tidur, meja nakhas dan tempat koper berdesain klasik finishing dark brown sesuai skema warna suite.


Sambil berbaring kita bisa melihat laut dari jendela di samping pintu masuk dan dari jendela di samping tempat tidur.


Kamar ini juga dilengkapi dengan lemari pakaian dua pintu cermin dan meja tulis yang di dinding atasnya digantung tv.. Pendar cahaya dari standing lamp kayu bertudung krem tekstur membuat suasana ruang menjadi hangat, nyaman dan romantis.


Kaca-kaca es warna abu-abu, merah dan hijau  menghias bagian atas lemari dua pintu ini yang sekaligus menjadi aksen warna pada keseluruhan suite.


Tapi koq kamar mandinya terpisah ya dengan kamar tidur, tidak seperti biasanya. Ini yang bikin agak kurang nyaman karena mesti keluar masuk kamar melewati ruang tv.


Seluruh lantai dan dinding kamar mandi ini dilapisi marmer, kontras dengan granit hitam di area wastafel dan pilihan warna putih untuk wastafel, kloset dan bathtub.


Pilihan warna marun kecoklatan pada wadah toiletris  menjadi aksen kontras di ruang ini.


Di dinding sebelah kiri sejajar dengan pintu masuk suite terletak pintu menuju kamar tempat si brondongs kacci tidur. Selain tempat tidur twin , desain tetap sama dengan perabot di kamar tidur utama.


Meja nakhas dan table lamp mengapit dua tempat tidur ukuran single.


Sesuai dengan tema antik yang mulai terasa ketika memasuki area hotel, frame dengan foto-foto Makassar tempoe doeloepun menghiasi bagian atas head board tempat tidur di setiap kamar.
 

Kamar mandinya dibuat menyatu dengan kamar tidur. Desainnya tetap sama, hanya bathtub di kamar mandi utama diganti dengan area shower.

Ini spot favoritku, pemandangan laut dan kota bisa dinikmati sambil berbaring santai disini, bawa bantal....sayangnya waktu kita nginep wifi hanya bisa diakses di area lobby dan gak nyampe  ke suite ini. Padahal ikon wifi sdh keliatan koq di iPad, tapi selalu gagal tiap masukin password. Sekarang tentu sudah lebih baik.


Dan balkon area tentunya.....
Dari sini, sambil menghirup udara segar, mata dipuaskan dengan seluas-luasnya pemandangan laut menghampar., membuat kota dan yang lainnya tertinggal di belakang.
Disini suasana lebih tenang, seandainya peletakkan hotel bisa lebih dimundurkan ke belakang ya...

Hotel ini letaknya di layar kedua dari garis pantai. 
Keliatan jelas dari balkon, di layer depan di bawah sana ada pengurukan tanah, penimbunan lahan dan pekerjaan konstruksi untuk  kawasan  perumahan mewah.


Itu artinya beberapa bulan kedepan kita gak akan lagi leluasa menatap bibir laut karena pandangan mata terhalang perumahan mewah yang siap dihuni kaum elite mayoritas non pribumi.


Dan disusul oleh lajunya pertumbuhan hutan beton menggantikan hilangnya vegetasi tropis, kawasan hijau alami depan laut yang meneduhkan mata jika dilihat dari atas sini....



You Might Also Like

0 komentar

Subscribe