strawberry land malino

Senin, Desember 03, 2012



Kali ini saya tidak banyak alasan menolak ketika diajak refreshing keluarga ke malino. selain karena suhu udara di makassar yang panas dan gerah sepanjang hari, moment berakhir pekan ke luar kota bersama keluarga heboh ini kan jarang-jarang terjadi.




Lagi pula sudah kangen pengen liat kabut yang turun perlahan menutupi pandangan di depan mata dan menghilang perlahan. Kekasihku saking sukanya dengan suasana pegunungan malino, katanya sauatu saat penegn punya rumah disini. Ah, saya sih gak tertarik. mendingan seperti ini saja, kalo lagi pengen ya ayo...kalo punya tanah dan rumah, maintenancenya itu lo....


 Jadi deh long weekend kemaren kita beriring-iringan tiga mobil menuju malino, lengkap bersama suami dan anak-anak plus mamie. oh iya, mampir bentar di Gowa, Henny adekku pengen makan coto marannu yang terkenal itu.


Member of keluarga heboh ini belum lengkap karena minus papie dan fira ponakanku. papie suka berat ninggalin rumah, apalagi mesti ninggalin lima rumah kosong sekaligus. Katanya mau jaga markas saja skalian nganter fira latihan marching band di sekolahnya. Gak sama kita-kita aja anak-anaknya yang perempuan semua ini, sama cucu gadisnya juga sikap papie sama aja.


 Ini dia lima bidadarinya papie. kalo salah satu gak ada rasanya gak rame.....apalagi si konyol branch manager bank mandiri yang pake baju ungu paling ujung ini, paling banyol paling pinter mengikuti dialeg orang. Sehari semalem suasananya heboh terus...saling meledek tingkah polah yang konyol, gak yang sudah mama-mama, papa-papanya, apalagi anak-anaknya. seru deh...padahal kata mamie, papie justru selalu suka dengan keributan seperti ketika semua berkumpul begini.


Biasanya kita nginep di hotel celebes karena fasilitas yang lengkap, kamar nyaman dan ada taman tempat permainan anak. tapi kali ini kita nginep di tempat berbeda yang lokasinya lebih ke atas melewati pasar malino dan hutan pinus. sebenarnya pengen mampir ke hutan pinus untuk ngumpulin buah pinus kering buat di bikin craft, tapi gak sempat.


Strawberry land, terletak di ketinggian putaran jalan.penginapan yang belum lama beroperasi ini selalu ramai pengunjung yang menginap atau sekedar datang menikmati pemandangan. waktu kita dateng juga pengunjungnya rame sekali, parkiran penuh, tempat makan dan duduk-duduk santai penuh, bahkan kamar-kamar yang memang tidak banyak juga penuh.




Penginapan ini di kelilingi pemandangan pegunungan menghijau di bagian depan dan hutan pinus di bagian belakang. Bukaan lahan masih dalam pengerjaan, nantinya kalau kita datang lagi area parkiran mudah-mudahan sudah lebih luas ya.


Bangunannya terdiri dari tiga bagian paralel. Lantai bawah bangunan utama yang berada di tengah, seluruhnya di buat open space yang menyatu dengan area penerima dan area service. Bagian atas di fungsikan untuk penginapan  menyatu dengan area teras luas yang diisi dengan kursi-kursi santai.


Duduk-duduk santai disini terasa menyenangkan. Pemilik memang sengaja menempatkan area santai sekaligus tempat makan ini seluruhnya di bagian depan bangunan, agar pemandangan dari depan dan samping kiri kanan dapat dinikmati tanpa terhalang dinding bangunan. Karena kita datang lebih cepat, jadi kita duduk-duduk santai menikmati  pemandangan dari teras atas sambil menunggu kamar di bersihkan. 
Untungnya kita sudah  booking fee sejak tiga minggu sebelumnya, banyak pengunjung yang kecewa karena gak kebagian kamar. Kasian kan sudah jauh-jauh datang.


Tadinya kita bookingnya untuk villa yang tiga kamar,  tapi karena rombongan keluarga heboh ini ada brondongs dan anak-anak dan khawatir  gak muat, makanya nambah satu kamar lagi disamping villa yang kurannya lebih kecil, terdiri dari satu kamar berisi dua tempat tidur susun dan satu tempat tidur ukuran double.Berarti bisa buat enam orang kan, ada kamar mandi di dalem dan di bagian depan ada ruang tamu berisi sofa bed, rak bagasi dan meja counter lebar sepanjang satu sisi dinding tempat meletakkan bagasi, eh ada tv nya juga. Luas dan lega.


Ini villanya yang letaknya lebih tinggi yang dibagian depannya ada kolam ikan dan gazebo. Villa tiga kamar dan dua kamar mandi ini juga luas dan lega, malah salah satu kamarnya berisi tempat tidur susun dan double bed. Dalem lemari ada dua springbed dan karpet yang pake pelapis anti dingin. Ruang duduk yang menyatu dengan ruang makan ini dilengkapi  set kursi tamu, sofa dua dudukan, tv, rak susun ukuran besar berisi koleksi buku dan majalah sekaligus untuk storage juga meja makan untuk enam orang.. Lalu ada dapur lengkap dengan kompor, dispenser dan rak berisi perlengkapan masak, makan dan minum.
Syarat utama juga terpenuhi, yaitu kamar-kamar mandi harus besar, keramik dan klosetnya bersih, dilengkapi pemanas dan air gak pernah macet. Nyaman deh...


Ini view yang meneduhkan mata dan menyejukkan badan dari arah villa. Karena kita dateng kebetulan setelah panen kelar jadi gak sempat melihat sayur-sayuran yang ditanam disamping villa. Sayang juga sih sebenarnya, lahan disamping villa ini, dan di banyak tempat yang terlihat jelas, tadinya rimbun hutan pinus, tapi di tebang dan digemburkan tanahnya untuk bercocok tanam. Makanya kalau hujan deras turun, gunung-gunung yang tanahnya sudah kehilangan daya ikatnya ini membuat aliran air ke sungai jeneberang dan dam bili-bili berwarna coklat dan keruh penuh lumpur, longsor juga lebih sering terjadi.


Ini pemandangan agak ke atas lokasi stawberry land. Dulu kita pernah jalan-jalan di sekitar tempat pembuatan teh ini, bahkan pernah naik ke gunung yang di penuhi tanaman teh sejauh mata memandang melewati gunung-gunung rimbun dan terjal . Sempat lo saya berkelling naik kuda.  Tapi kebun teh dan pemandangan eksotis. itu kini sudah tidak bisa diakses dengan mudah seperti tahuan-tahun kemarin, karena sebentar lagi akan ada resort, spa, cafe dan laboratorium pembibitan dan produksi teh hijau, miny zoo dan fasilitas berskala premium yang di desain dengan konsep zen. Kenapa bukan orang kita ya yang memiliki tempat sebagus itu. Miris.....


Back to stroberry land...ini view dari teras depan villa. Untuk anak-anak disediakan  tempat bermain yang diberi pembatas untuk keamanan.


Tidak seperti tempat-tempat penginapan yang lain, tempat ini terbuka untuk umum. permainan anak dan tempat makan juga bisa buat yang gak nginep disini. dan harga makanannya gak mahal koq. Saya suka dengan teras-terasnya yang adem. Sayangnya, toilet untuk umum justru diletakkan di teras atas, ada tulisannya lagi di sepanjang dinding....bikin gak nyaman duduk-duduk disitu apalagi bukaan toiletnya menghadap ke area duduk-duduk.


Play land rupanya gak cuma bikin anak-anak kecil happy, termasuk tiga brondongs ini juga gak bisa diem kesana kemari, berfoto, makan dan jajan sepanjang hari. ckckck....mudah-mudahan swinning pool termasuk dalam agenda penegmbangan penginapan ini, supaya ketiga brondongs ini bisa puas-puasin jadi bebek gunung di air.heheheee....


Monyet ini cukup jadi penonton saja karena gak pake topeng sih ya....


Bergiliran naik kuda....


Play land yang bikin anak-anak happy...


Termasuk tiga krucil ini yang jarang masuk ke villa...maunya main terus diluar.


Sesi berfoto....sekarang brondongs kacci ini tingginya sudah jauh diatas kepalaku.


Malino gak hanya menyuguhkan pemandangan pegunungan, tapi juga bukit persawahan dan jurang terjal.


Rasanya adem ya memandang kehijauan tanpa batas ini.


Suasana tenang, senyap, sejuk.....sekali-sekali pemandangan terhalang kabut, gelap, jarak pandang memendek, kemudian perlahan berangsur terang kembali.


Itu dia kabutnya sedang mengarah turun ke bukit persawahan sini.


Air terjun ketemu jodoh.....karena mayoritas sudah pada ketemu jodohnya, kecuali krucils dan brondongs yang belum masuk usia mendesak, jadi cukuplah dilihat dari ketinggian saja.


Bukit, sawah, dan sungai diantara rimbun pohon.


Dan mampir di bendungan yang mengalirkan air dari gunung...di kejauhan sana keliatan jembatan lamanya. Kalo musim hujan permukaan air bisa naik sampai ke permukaan jalan!


Ini jembatan barunya. konstruksi besi jembatan yang di cat merah jadi look stunning ya disekelilingnya.




Pulangnya kita mampir ke pasar Malino, biasalah...rata-rata semua pengunjung menyempatkan berbelanja sayur-sayuran, rempah-rempah, buah-buahan dan cemilan khas Malino sebagai oleh-oleh. Perjalanan sekitar 2 jam lebih turun berkelok-kelok, lalu kita mampir lagi makan siang telat di area ketinggian sekitar Dam Bili-Bili. 
Balik Makassar, long weekend masih tersisa dua hari lagi untuk merecharge semangat dan pikiran sebelum kembali ke rutinitas. 


Dan bersiap untuk next jokka-jokka.......

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe