Anak Akan Kuliah Ke Luar Kota? Lakukan 8 Hal Ini.
Kamis, Agustus 03, 2017
Liburan kuliah sebentar lagi usai.
The brondongs blues awal bulan ini akan kembali ke kampusnya. Ah bahagia sekali iMom menerima mereka kembali ke cozyhomidea selama dua bulan lebih . Saking bahagianya dan tak ingin melewatkan moment bersama sedikitpun, iMom dan om brewok memutuskan tidur bersama dalam satu kamar sejak malam pertama Fachri the brondongs blues pulang liburan lebih duluan dua minggu sebelum Farchan yang masih harus menyelesaikan beberapa agenda perkuliahan.
Kopi O Mall Mari Makassar |
Cozyhomeidea kembali ceria, happy dan semarak. utamanya obrolan seru dan ramai saat-saat menjelang tidur malam. Bangun sahur dan berbuka adalah sweet moment kami walopun diwarnai dengan cerita iMom harus kembali berjalan tertatih di bantu tongkat karena bisul di tumit kaki dan om brewok yang minggu lalu harus dilarikan ke rumah sakit karena bermasalah pada pencernaannya. Tapi itu semua tidak mengurangi keceriaan di Cozyhomeidea.
Setahun lalu, di waktu akhir Juli sampai awal Agustus, kami sedang persiapan the brondongs blues yang hendak berangkat kuliah ke Bandung. Mereka di terima kuliah di Telkom University di jurusan teknik informatika dan management melalui prosedur yang berbeda. Farchan lewat jalur prestasi dari sekolahnya, sementara Fachri lewat jalur test seperti biasa. Alhamdulillah mereka bisa berangkat bersama dan kuliah dalam satu kampus.
Postingan ini iMom buat untuk share ke sesama orang tua dengan harapan semoga berguna dan
tanpa bermaksud menggurui ya, tentang persiapan kami menjelang mereka berangkat kuliah ke luar kota.
Kuliah di luar kota tentunya harus mempersiapkan beberapa hal mengingat mereka akan memulai proses hidup mandiri jauh dari kami, walaupun sekarang definisi jarak itu hanya sebatas chatting, video call dan boarding ya.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum anak berangkat kuliah ke luar kota:
Agama
Ini gak bisa di tawar. Utamanya waktu shalat jangan sampai terlewat dan tidak perlu diingatkan berulang-ulang untuk bersegera saat waktu shalat tiba. Untuk itulah kami menyekolahkan mereka di sekolah agama agar dasar-dasar keagamaan di luar rumah juga sejalan dengan pendidikan agama yang kami berikan dimulai dari dalam rumah sendiri. Beruntungnya lagi kami tinggal di kompleks yang keberadaan Mesjidnya menjadi sentral dalam keseharian penghuni, termasuk kegiatan anak-anak sejak kecil dan remaja.
Persiapan Mental
Persiapan mental orang tua dan anak harus dimulai sejak jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan. Kalo iMom siih point ini perlu untuk diri sendiri yang begitu tak terpisahkan dengan kedua makhluk kesayangan ini. Malam menjelang tidur iMom sering menangis mengingat saat berpisah yang semakin dekat. Membayangkan sehari-hari di Cozyhomeidea yang akan sepi tanpa rempong urusan anak sekolah, mengingatkan untuk shalat, mandi, makan, dan menelpon mengingatkan untuk segera pulang ketika kegiatan di luar rumah sudah selesai. Trus kalo mereka lapar gimana, kalo sakit gimana, oh... gundahnya iMom. Malah mereka yang kelihatan sudah siap mental sejak jauh hari dan bergembira mempersiapkan segala keperluan.
Kami duduk bersama dan diskusi mengenai tujuan pergi kuliah ke luar kota dan memastikan sekali lagi bahwa mereka telah mantap dengan pilihan bidang studi dan tempat kuliah.
Memberi gambaran ketika mereka nanti pertama kali sampai di sana. Perasaan orang tua seperti kami menjadi lebih tenang melepaskan anak-anak pertama kali karena pihak kampus mengharuskan mahasiswa baru untuk tinggal di asrama kampus di tahun pertama perkuliahan.
Kami orang tua juga sebelumnya sudah banyak membekali diri akan detail kampus dan situasi sekitarnya melalui ngobrol dengan teman-teman yang sudah duluan menyekolahkan anaknya di sana, senior mereka yang pulang liburan, dan juga melihat-lihat suasana kampus, asrama dan sekitarnya melalui Youtube. Thanks to teknologi jaman kini.
Pentingnya mereka diberi pengertian mengenai dunia perkuliahan.
Mereka mengerti untuk tidak membuang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, pintar memilih pergaulan dan kegiatan, punya target yang dibuat sendiri untuk jangka pendek yang di sesuaikan dengan jadwal dan tugas kuliah dan target jangka panjang berdasarkan masa kuliah yang berarti mau berapa lama selesaikan pendidikan, networking, dan memperdalam berbagai jenis keterampilan yang menunjang setelah lepas kuliah nanti.
Kenal Kota, Lingkungan dan Budaya Setempat.
Punya gambaran tentang kota Bandung dan sekitarnya utamanya letak kampus. hal ini bisa segera diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berkunjung bersama saat liburan untuk mengenal kota, iklim, makanan, budaya setempat, dan utamanya dialeg lokal dan lebih baik jika membekali diri dengan mengetahui beberapa kata setempat.
Disiplin dan Ketrampilan Dasar di Rumah
Mendisiplinkan diri mengatur waktu. Waktu berangkat sekolah dan perlengkapan ke sekolah, jadwal les musik, sesekali nongki dengan teman-teman, waktu manggung, jam berapa sudah harus pulang ke rumah, walaupun teteeup harus dengan komando kencang ye.
Orang tua harus memastikan hal-hal seperti ini sudah menjadi keseharian mereka minimal setahun sebelum berangkat.
Disiplin diri dengan belajar mandiri itu harus karena mereka nantinya akan tinggal terpisah dengan kami orang tuanya.
Membekali diri dengan ketrampilan dasar di rumah seperti:
. membereskan kamar tidur, harus sudah bisa mengganti seprei dan sarung bantal, ac jangan dibiarkan nyala terus.
. mengatur barang-barang dan pakaian,
. sikat kamar mandi untuk hidup bersih dan sehat, cuci piring dan ngepel,
. mengelola cucian, apakah akan mencuci sendiri atau di laundry saja,
. bikin teh, asrama mereka dilengkapi dispenser,
. minimal bisa masak nasi di majic jar.
Kesiapan Finansial dan Kelola Uang
Menyekolahkan anak keluar kota tentu orang tua harus membekali diri dengan kesiapan finansial yang menunjang kelancaran mereka kuliah nantinya. Karena the brondongs blues ini anak kembar jadi persiapannya juga harus di buat double.
Kesiapan finansial meliputi:
. biaya kuliah
uang masuk, perlengkapan kuliah seperti buku, alat, tugas, praktikum, organisasi,
. biaya hidup
perlu cari tau gimana biaya hidup di Bandung, uang kos, apakah bayar bulanan atau biasanya per tahun, transporasi, apakah termasuk biaya internet, listrik, pemakainan air, laundry dan uang jajan.
Perlu juga dimasukkan biaya seperti tiket pesawat jika liburan semester, untuk iMom khususnya yang akan sering bolak-balik, biaya hotel, makan atau lebih tepatnya sih traktir anak kuliahan dan teman-temannya dan transportasi disana. Thanks to mobil online.
Jika sudah ada gambaran berapa biaya yang nantinya perlu dipersiapkan, dalam duduk bersama sudah harus sepakat berap biaya bulanan yang akan dikirim nanti, apakah di transfer sekaligus selama setahun, setiap bulan atau per mingguan yang bisa dilihat dari kesiapan setiap anak dalam mengelola keuangan hariannya.
Kelola Uang
Karena tidak lagi punya pembantu jadi semuanya kami kerjakan bersama sejak mereka masuk usia sekolah menengah atas, termasuk mengelola keuangan sederhana.
Mereka kami beri tanggung jawab untuk ikut serta mengelola uang bulanan keperluan harian.
Setiap awal bulan iMom menaruh sejumlah uang di laci home office untuk keperluan rumah tangga seperti uang sekolah dan les, iuran kompleks, bayar ongkos pembersih rumah yang dipanggil per dua mingguan, Indihome, Terminix, laundry - termasuk mengelola pakaian kotor, membawa dan mengambil laundry sekaligus memasukkan ke lemari masing-masing di kamar, pesan makanan, beli keperluan dapur, rumah dan obat ringan, bensin, dan uang jajan mingguan mereka termasuk uang pulsa dan kuota internet.
Mereka juga sudah dibolehkan menyimpan buku tabungan dan memegang kartu atm sendiri.
Berkas
Prosedur pendaftaran mahasiswa baru sekarang sudah menggunakan sistem online dan harus dikerjakan sendiri. iMom dan om brewok membantu saja mengingatkan berkas dengan bersama membuat list apa-apa saja yang harus mereka siapkan, seperti raport, ijasah, surat keterangan dari sekolah, surat keterangan sehat, kartu berobat dari dokter, dan surat kelakuan baik, sim, ktp, buku rekening dan kartu atm, slip dan kuitansi bukti pembayaran, yang semuanya harus disertai kopiannya dan dimasukkan dalam folder tersendiri.
Oh ya, jangan lupa list nama, no telpon dan alamat keluarga dan sahabat orang tua yang berada di Bandung untuk dihubungi jika diperlukan.
Barang Yang Akan Dibawa
List barang juga harus dibuat supaya tidak ada yang kelupaan, seperti baju dan sepatu, seragam dan kelengkapan penerimaan mahasiswa baru kami putuskan untuk dibeli di kampus saja, sarung, handuk, pakean dalam, seprei, beberapa hanger, gelas, obat-obatan, dan perlengkapan mandi.
Aah, bagasi ini harus segera diisi. |
Koper ukuran sedang ini seminggu di parkir di home office setelah dibeli karena suka ada perasaan perih mendekati saat perpisahan setiap melihat koper ini. Sengaja dibeli ukuran sedang supaya tidak terlalu banyak membawa barang karena kami berencana membeli keperluan yang lain seperti kemeja dan celana kuliah, sepatu dan lain-lain setelah semua urusan penerimaan mahasiswa baru telah selesai. Jadi mereka hanya perlu membawa ransel berisi berkas, laptop dan perlengkapan penting secukupnya supaya tidak rempong di perjalanan mengingat mereka akan tinggal di rumah kontrakan teman untuk beberapa malam sebelum jadwal masuk ke asrama kampus.
Oh iya, dompet jangan lupa isimpan di saku dalam jaket, jangan di kantong belakang jins.
Bawa baju seperlunya saja dulu |
Utamakan pakaian dalam, handuk, seprei, dan sarung. |
Uups, teh hijau sachet ikut juga di koper Farchan. |
Sibuk menghitung perolehan dari salam tempel, heheheee... |
Om brewok dan iMom duduk di belakang sibuk transfer menyelesaikan keperluan baju dan perlengkapan maba ke koperasi kampus sambil diam-diam mengusap air mata dengan menjaga suara tetap bernada biasa.
Berangkat....
Aah... moment sedih ini akhirnya datang juga.
Bye bye anak shaleh. Di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar |
Sekuat tenaga iMom menahan air mata berusaha tampil seperti biasa karena melihat mereka yang Alhamdulillah berangkat dengan ceria tanpa beban bahkan sambil saling bercanda. Beberapa anak yang akan berangkat hari itu juga kelihatan bersama orang tua mereka semuanya berurai air mata, beberapa bahkan sambil sesegukan sambil mendorong troly barangnya ke pintu masuk keberangkatan.
Pesan yang dibisikkan om brewok pada mereka saat mengecup kening mereka saat berpamitan sebelum masuk ke ruang tunggu di bandara:
" Ingat ya nak kita sudah sepakat, agama no 1, kuliah no 2 dan musik no 3".
Semoga Allah memudahkan langkah kalian, iMom dan om brewok ikhlas melepas kalian dalam usaha dan doa yang tak kenal putus.
Menunggu The Brondongs Blues di kafe dekat hotel saat datang ke Bandung untuk menghadiri undangan pertemuan dari Telkom University |
Baru beberapa hari pergi mereka kelihatan berbeda. Lebih mandiri dan bersama teman-temannya banyak bercerita seputar kampus tapi bersama kompak tidak cerita kalo mereka ternyata bergantian demam saat pertama tiba di Bandung dan diurus dengan baik oleh teman-temannya. Katanya kalo cerita nanti mama papa kuatir trus buru-buru nyusul. Ya emang iya.
Bangga dan haru iMom dan om brewok di ajak berkeliling kampus, ke ruang-ruang kulian mereka, suasana kampus, merapikan pakaian di kamar asrama dan ikut makan di kantin kampus.
Kami merasa beruntung mengikuti kemauan mereka yang waktu itu berkeras berangkat berdua duluan ke Bandung. Padahal kami ingin berangkat bersama mengingat mereka belum bisa langsung masuk ke asrama kampus. Tapi mereka berkeras meminta kami nanti saja menyusul saat hari pertemuan orang tua dan pihak kampus. Dan ternyata memang benar, mereka menjadi lebih mandiri dengan dibantu teman-temannya dari Makassar yang sudah menjadi senior di kampus.
Jadi saat datang kami tidak lagi rempong menyeret koper bersama perlengkapan tinggal seperti umumnya kebanyakan pemandandang di sekitar area kampus dimana para orang tua beserta calon mahasiswa baru.
iMom tinggal diajak melihat asrama dan kamar tidur mereka yang dihuni oleh empat orang, membantu merapikan barang dan pakaian mereka.
Bantu-bantu beresin pakean di kamar asrama Telkom University. |
Satu kamar di huni oleh empat orang yang memang dipilih dari kota asal dan fakultas yang berbeda. Kamar tidur terdiri dari dua tempat tidur susun yang masing-masing dilengkapi dengan lemari pakaian dan meja belajar, kamar mandi dalam, rak jemuran handuk, juga dispenser panas dan dingin. Penghuni kamar urunan untuk membeli sapu, perlengkapan mandi dan isi galon air yang nantinya ada petugas stand bye mengantar ke kamar juga mengurus kebersihan asrama dan sekitarnya.
Waktu pertama kali menginjakkan kaki di kawasan kampus dan asrama iMom sudah tidak merasa asing karena sudah sering melihat di Youtube sampai ke dalam kamarnya.
Saat penerimaan mahasiswa baru di Telkom University. |
Domino Pizza PVJ Bandung |
PVJ Bandung |
Starbuck Braga Bandung |
Warung Upnormal Braga Bandung |
PVJ Bandung |
Bersama Farchan di PVJ Bandung |
iMom en The Brondongs Blues di Starbuck Braga Bandung |
Bersama Fachri di Bandung Intercontinental Hotel |
Bersama Pak Danny Pomanto walikota Makassar, om brewok, Fachri, di Bandung Intercontinental Bandung. |
Sebelum perkuliahan dimulai kami sempatkan berbelanja kebutuhan tinggal seperti kemeja dan celana kuliah, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Tak lupa makanan, kue-kue dan cemilan yang di bawa pulang ke kampus untuk dinikmati bersama teman-teman setiap dari pulang dari bepergian keluar kampus.
Yang Dilakukan Saat Kuliah Sudah Dimulai Dan orang Tua Kembali Ke Rumah.
Sedih? jangan di tanya.
iMom dan om brewok suka pura-pura sibuk dalam rumah menyembunyikan rasa pilu ditinggal the brondongs blues.
Jadi ingat perkataan orang-orang tua yang selalu menganjurkan supaya punya anak banyak:
"Saatnya mi nambah ade buat si kembar supaya, kalo perlu banyak-banyaki adeknya rumah selalu rame nda pernah sepi".
Iya juga sih.... saat mereka pergi rumah langsung terasa sepi.
Untunglah sodar-sodara iMom bersama suami dan ponakan-ponakan kecil rajin berkunjung dan mengajak jalan-jalan.
Pulang dari Bandung iMom kembali larut dalam perasaan sedih tapi disertai doa dan harapan. Itulah jika anak kembar dan tidak punya sodara lain, sekali pergi berdua ya tinggalah iMom dan om brewok sendirian di rumah meninggalkan kamar dengan aroma mereka yang masih lekat di kamar yang kini kosong dan konek dengan syaraf air mata.
Mulanya kamar mereka kami biarkan tertutup pintunya untuk beberapa hari masih dengan barang berantakan yang tidak sanggup IMom sentuh apalagi untuk dibereskan. Bantal, seprei kusut, pakaian habis dipake, barang-barang dan berkas di mana-mana.
Mulanya kamar mereka kami biarkan tertutup pintunya untuk beberapa hari masih dengan barang berantakan yang tidak sanggup IMom sentuh apalagi untuk dibereskan. Bantal, seprei kusut, pakaian habis dipake, barang-barang dan berkas di mana-mana.
Butuh waktu lebih seminggu setelah kami pulang dari pertemuan orang tua di kampus, perlahan kamarnya mulai iMom rapikan. Pintu dan jendela selalu terbuka supaya tidak lembab dan berasa mereka ada di kamar. Rutinitas pagi om brewok sejak ditinggal the brondongs blues: duduk menunggu setelah shalat Subuh, menelpon mereka satu-persatu untuk membangunkan mengingatkan untuk shalat, setelah itu baru kami bisa memulai sarapan.
Tapi jaman kini jarak itu tidak terlalu menjadi masalah kaan. Banyak cara untuk tetap merasa dekat. Awalnya sering sekali iMom nelpon, chatting, video call, utamanya di waktu makan, shalat, ke kampus dan pulang kampus.
Rajin Komunikasi
Selalu update informasi dengan anak-anak tanpa selalu harus terlalu sering menelpon yang menghalangi proses adaptasi untuk menjadi mandiri. Kami punya grup keluarga untuk saling update kabar termasuk para ponakan kecil yang lagi sekolah juga the brondongs blues dan dua sepupunya yang juga kuliah di Jakarta.
Sesekali kami video call.
Mengetahui jadwal
Jadwal kuliah, praktikum, organisasi, dan punya nomor kontak beberapa temannya. Pihak kampus juga menyediakan website dimana orang tua bisa mengetahui informasi seputar kampus dan berhubungan dengan penasehat akademik.
Tetap membangunkan di waktu shalat
seperti saat Subuh dan Maghrib supaya tetap merasa dekat dengan anak-anak sebelum sama-sama memulai aktifitas.
Memberi kepercayaan
Beritahu mereka bahwa orang tua memberi kepercayaan penuh kepada mereka dan tahu bahwa segala sesuatu ada konsekwensinya.
Mereka mengerti bahwa kepergian mereka kuliah jauh dari orang tua bermanfaat untuk melatih sikap mandiri, mandiri, menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab, memperluas wawasan, melatih bersosialisasi dan belajar toleransi karena bertemu dengan tempat, budaya baru dan bertemu dengan berbagai perangai. Yang penting selalu diingatkan untuk lalu menjaga sikap rendah hati di manapun berada, menghargai dan suka menolong.
Baker Street Cafe Bandung |
Hummingbird Cafe Bandung |
Cocorico Dago bandung |
Rijjtaffel bandung |
The Nanny's Pavillon Bandung |
Rumah Mode Bandung |
Apartemen di Jakarta |
Starbucks Pacific Place Jakarta |
Java Jazz Festival Jakarta 2017 |
Java Jazz Festival Jakarta 2017 |
Cafe Pelangi Jakarta |
Idhul Adha bersama Opa dan Oma di apartemen Jakarta. |
Sesekali berkunjung
untuk memastikan keadaan mereka disana baik-baik saja, juga meluangkan waktu untuk bertemu dengan teman-teman mereka, jalan dan ngobrol bersama.
Tapi buat iMom sesekali berkunjung menjadi selalu berkunjung bahkan hampir setiap bulan. hehehe... jadi semakin akrab dengan aplikasi booking tiket dan hotel.
Kemaren-kemaren kalo om brewok tugas atau ada urusan ke Jakarta iMom paling titip apa keq, tapi sekarang setiap pergi selalu pengen ikutan walaupun urusan om brewok cuma sehari, malah iMom yang seringnya pulang belakangan karena mampir Bandung dulu. Padahal mereka so far so good tidak dikunjungi setiap bulan juga its ok katanya.
Percayalah, moment sedih harus berpisah sekian lama, rumah kosong, dan perasaan ditinggalkan itu tidak akan berlangsung lama. perlahan tapi pasti akan berganti dengan rasa bahagia, syukur dan bangga seiring dengan doa yang tanpa putus, melihat mereka mulai beradaptasi dengan ritme perkuliahan dan keseharian di sana, menjadi lebih mandiri, dewasa, lebih care pada orang tua dan keluarga dan punya rasa tanggung jawab pada kehidupan meraih bekal masa depan di sana.
Doa iMom dan om brewok selalu ada dalam setiap langkah.
Semoga diberi ketajaman pikiran, bisa memilah hal-hal yang baik dan buruk, dijauhkan dari pengaruh dan pergaulan yang buruk, dilembutkan hati setiap orang yang berhubungan dengan mereka, dan dimudahkan dalam segala urusan. Aamiin....
27 komentar
Waah tipsnya lengkap banget kak. Makasih tipsnya. Pondasi agama memang harus ditanamkan sedari kecil ya kak. Semoga anak-anaknya kak Novie sukses di kuliahnya :)
BalasHapusBetul skali Ndy Pada, Agama selalu no 1. yang lain-lainnya bisa disesuikan di nomor ke berapa tergantung prioritas dan tujuan keluarga. Aamiin...Makasiih yaa sudah doakan The Brondongs Blues.
HapusGood tips, iMom 👍
BalasHapusYang paling berat kayaknya kesiapan mental ortu untuk rela melepas anaknya. Anak2 akan selalu dianggap anak2 oleh ortu 😄
Semoga sukses buat The Brondong Blues 😉
Betul sekali itu Ry,kadang suka mikir sendiri: kenapa siih mesti sekolah jauh dari rumah. Tapi sebagai ortu ya memang sudah harus seperti ini. Anak-anak sudah ada jalannya masing-masing. Kita mengarahkan dan memfasilitasi saja.
BalasHapusBeruntung sekali Fachri dan Farchan punya Ibu seperti Imom, sampe urusan teh hijau ajah nggaj kelewat. Plus Agama di taruh di tips no.1, setuju banget saya kalau agama memang harus di no.1. Btw, saya salfok sama uang salam tempelnya anak2ta, banyaknya wkwkwk
BalasHapushahaha.... banyak ya salam tempelnya. Iya Wie, kita memang sama-sama setuju kalau agama selalu no. 1. Kalau sudah seperti ini, anak-anak berada dimanapun Insya Allah mereka selalu berada dalam track yang benar.
HapusMakaaih tipsnya. Saya jadi ingat ketika adik mulai ingin belajar mandiri. Orang tua udah siap mental. Malah saya yang masih berat hehehe
BalasHapusIya siiihh, kalo bicara soal kesiapan mental sebenarnya orang tua yang justru harus lebih dalam persiapannya. karena masalah hati kaaan ada rasa bera melepaskan mereka walaupun sudah yakin hal itu baik untuk mereka ya.
HapusYa ampun mbak, aku berkaca-kaca membacanya. Insya Allah yg terbaik mbak, anak laki2 harus kuat. Alhamdulillah mereka bisa sekampus ya, bisa saling jaga. Berarti anak kita seumuran ya, sulungku juga mulai kuliah tapi di UGM yg tinggal meluncur saja dari rumah. Dulu aku sempat cemas krn anakku pengin kuliah di Bandung juga. Maklum anak perempuan & ibunya baperan. Semoga the brondongs betah & menikmati proses menjadi manusia mandiri ya mbak.
BalasHapusYaah begitulah kita para emak-emak ya mba Lusi, apa-apa dibawa baperan dengan rasa cemas menggunung yang diiringi doa tanpa putus. Apalagi anak perempuan yaaa double cemas pake gak rela ditinggal. Makasiih doa mba Lusi untuk The Brondongs Blues yaaa. semoga langkah anak-anak kita dalam meraih masa depannya selalu dalam lindunganNya.
HapusAaaah, terharunya saya baca ini Kak Novie.
BalasHapusBaarakallahu fiikum. Semoga berkah Allah untuk Kak Novie sekeluarga. Semoga sukses kuliah kembar.
Terima kasih doanya ya Niar. Insya Allah kita semua menjadi orang tua yang bisa membimbing anak-anak sampai ke langkah meraih masa depan yang barokah untuk banyak orang. Aamiin YRA.
HapusTipsnya bikin merinding kak, membuka mata, hati dan fikiran, Agama no.1 masyaAllah
BalasHapusBuCiwa, agama memang selalu no. 1 di banyak rumah kaaan, termasuk di rumahta. Itu ji memang bekal yang kita berikan ke anak-anak.
HapusWow! Tipsnya lengkap sekali tante :D Dari dulu aku pengen sekali merantau. Tapi apa daya nasib anak tunggal perempuan pasti diberati sama orang tua. Katanya kalau kuliah ke luar kota ya ortu harus ikut pindah which is lebih ribet jadi mending nggak usah hehe.
BalasHapusIyaaa, tiap orang tua punya pemikiran dan pertimbangan masing-masing. Tante juga begitu dulu dilarang orang tua kuliah ke luar kota. Orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya kaan, apalagi menjadi anak tunggal. Dijalani saja Insya Allah berkah. Kuliahnya lancar, aman dan lebih fokus dan cepat kelar.
HapusHalo iMom salam kenal yach �� waahhh ternyata persiapan mom mengawal anak2 yang kuliahnya di luar kota seperti Bandung itu meskipun dekat tapi luar biasa ya. Keren nih di Telkom University. Sholat 5 waktu yang utama ya mom. Mom ini masih keliatan awet muda loh meskipun anak2nya udah gede hehehe....
BalasHapusYa salam kenal juga, blognya menarik ya setelah saya BW. Banyak event blogger yang sudah diikuti, jadinya banyak juga men share tips berguna untuk para blogger yang lain.
HapusWAh selamat ya iMom, anaknya udah besar dan masuk kuliah. Walau jauh dari Makassar, tapi ya, mungkin gitulah hidup, demi cita2 dan masa depan yang lebih baik. Beruntung juga mereka satu kampus bisa saling menjaga, sama juga asik kayaknya jendela kamarnya hadap-hadapan. hehe
BalasHapuswaaah kebayang yaa klo anak2 dah mulai misah2 dan sekolah jauh2.
BalasHapusbtw ponakan juga tahun ini masuk telkom university
semoga sukses di Telkom University ya ponakan mbak.
HapusWah keren dua2nya kuliah di Telkom University, moga sukses.
BalasHapusKelak kalau anak2ku kuliah di luar kota bahkan dim luar negeri sepertinya kudu ikhlas nih. Bagaimanapun jg kan sekolah itu jg ibadah ya :D
Tapi emnag kudu dibekali banyak persiapan, salah satunya emang mengelola uang itu ya mbak? TFS :D
yang jelas harus pastikan bahwa kuliah ke luar kota bahkan ke luar negeri adalah memang kemauan si anak sendiri. Atau kita yang milihan tempatnya karena si anak memang mau. Persiapan sudah harus dari jauh-jauh hari supaya anak dan orang tua sama-sama sudah siap mental dan siap untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Makasih sudah mampir ya mbak April.
Hapushihihi, anakku yg besar udah sedikit2 dikasih pemahaman kalau2 dia kuliah di luar, mbak. makanya saya minta beberes sendiri, masak telurnya sendiri, dikit2 sendiri biar mandiri, thanks tipsnya :)
BalasHapusiya mbak, sebaiknya begitu persiapan mentalnya sudah dimulai sejak awal sekali. Yang penting anaknya menjalani riang gembira tanpa beban, karena penting dijaga agar supaya mereka tidak merasa itu adalah kemauan orang tua semata. Terima kasih sudah berkunjung yaa... salam buat si kecil yang sudah rajin masak telur sendiri.
HapusDeh... sy bisa rasakan gimn perasaan iMom melepas si buah hati. Sukses untuk si kembar
BalasHapusIya kak Abby... sedih to the max.
HapusTapi sekarang sudah its oke koq, sudah lebih ikhlas dan sabar, lebih banyak doa untuk mereka.
Makasih doanya yaa ibu guru kaka Abby.