teka-teki hubungan BB - BL - Making Love ...... dan LL

Selasa, Juni 21, 2011


ruang tunggu Prof Syakib. bersih dan dominan nuansa kayu.  ruang periksanya juga bersuasana hangat, dominasi warna krem, nuansa kayu berstyle klasik. deretan cubicle periksa disekat dinding dan berkorden oranye floral. tenang dan nyaman



Kata mamie: lakukanlah hal-hal yang menyenangkan saja, jangan tegang, jangan terlalu ambil pusing urusan yang gak penting, temukan orang yang bisa didelegasikan urusan kerja dan domestik, lalu lakukan hobby dan bersenang-senang.  

Sarannya lagi: lebih dekatkan diri pada agama, banyak sabar gak usah sering ngomel, doakan anak-anak dan suami supaya sehat dan karirnya bagus. Nikmati dan syukuri rejeki Allah.

Mamie mengatakan ini semua setelah kukeluhkan pusing dan oleng, pilek on off yang datangnya lebih sering belakangan ini.


Ini semua ada hubungan dengan stress karena sejak dipindahkan kemarin, workshop belum dibuat permanen. masih banyak pertimbangan dan butuh biaya yang tidak sedikit. Produksi hormon stressku berbanding terbalik dengan produksi furnitur di workshop.   
Kekasihku ‘sudah’ menjanjikan, sama seperti dia menjanjikanku mencetak brosur pembuatan kamar tidur anak di event kenaikan kelas ini….

berat badan kembali slim dan olah raga teratur jadi target utamaku yang gak pernah kesampaian. Baju-baju favorit banyak yang gak bisa dipake, perasaan gak nyaman di badan dan di kaca…selalu kegerahan. kalo ada yang sampe nanya berat badanku karena tahu saya dulunya slim and beauty, jawabanku selalu : 60 sekian…..

Minggu lalu ketika mengganti spiral, dokter ginekolog mengatakan tekanan darahku agak tinggi sejak 6 bulan terakhir jadwal papsmear. Dokter Poppy juga berpesan untuk menurunkan berat badan dan mengunjungi dokter yang biasa menghandle tekanan darahku.

Ini bukan dokter pertama yang menyarankan untuk kembali slim ke body lama. Dokter Djohan, dokter keluarga  yang selalu memeriksa kami berempat, sudah pernah mendiskusikan grafik kenaikan  berat badan di kunjungan terakhirku 2 bulan lalu.

Lalu mamie dengan tegas mengatakan bahwa tidak lama lagi saya akan stroke!...karena dulu pernah tekanan darahnya menembus angka 260 waktu melahirkan si kembar!

Maka pergilah aku ke Prof Syakib, ahli penyakit dalam yang mengoperasiku dulu waktu eklamsi.
Sarannya juga tetap sama: turunkan berat badan, berolah raga dan kurangi garam. Tidak diresepkan obat karena katanya belum perlu,  hanya diminta kembali untuk dievaluasi 3 bulan lagi. Katanya jika sekali mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, maka kemungkinan besar obat itu harus dikonsumsi seumur hidup.
Dan yang bikin hati berbunga, saya bebas ancaman stroke ( tapi dengan catatan..) dalam 5-10 tahun kedepan….

Sebentar sore jadwal control spiral, sebenarnya saya males harus berpose seperti itu di tempat tidur periksa.
Akan kutanyakan apakah sudah ok untuk memulai program penurunan BB (padahal makanku gak banyak, makan nasi 3 sendok itupun  sekali sehari) dan memulai kelas BL di tempat fitness baruku. Pesan kekasihku, katakan juga klo spiral barunya sudah sempat di uji coba ML dan oke, dan tanyakan apakah seterusnya sudah  ready for LL……lale mentong!

Note:
LL (Lale-Lale), Lale adalah bahasa Makassar untuk Genit. Maniso dang klo orang Menado bilang.


You Might Also Like

0 komentar

Subscribe