Oke, saya tahu sekarang lagi puasa dan membicarakan makanan sebaiknya jangan di siang hari, apalagi di jam mendekati break makan siang begini. Tapi foto-foto ini saya temukan ketika merapikan file di gallery smartphone yang koq ya sayang kalo tidak di share disini. Apalagi dua minggu terakhir ini saya dan om brewok sering bolah-balik ke Ace Hardware dan Informa di Living Plaza Pettarani untuk membeli beberapa keperluan renovasi dapur kami sekaligus hunting kursi makan berstyle moderen retro.
Saat dapur kelihatan lelah dan pengen suasana baru, kami
memulai renovasi ini. Agak telat siih dari rencana semula karena beberapa kesibukan bepergian yang tidak bisa di tunda.
Konsekwensinya yaa persiapan ritual menyiapkan berbuka puasa dan sahur menjadi terganggu karena kompor dan peralatan dapur lainnya sudah dikarduskan.
Renovasi ini untuk memaksimalkan
dapur, ruang makan dan ruang tivi sebagai ruang berkumpul yang paling sering di
akses sekaligus sebagai ruang entertainment. Ruang
tamu sudah lama kami skip menjdi ruang kerja cozy home studio karena kebanyakan yang
datang ke rumah adalah keluarga, sahabat dan orang-orang dekat.
Yang saya suka dari rumah tipe 80m2 ini adalah peletakan denah dapur yang sejajar dengan ruang depan dengan jendela menghadap jalan depan rumah, arah pandangan ke teras depan rumah yang menjadi ruang duduk. Hanya sayangnya pandangan sedikit terhalang ke ruang makan dan ruang tv.
Kami menginginkan sebuah ruang yang menyatu tanpa sekat dengan dapur sebagai centre of the house supaya bisa ngobrol dengan seluruh anggota keluarga sambil mempersiapkan makanan.
Ide dapur di ambil dari desain Scandinavian yang saya suka sejak jaman kuliah dan terlanjur cinta mati dengan style
yang menonjolkan simplicity tapi bukan minimalist style yang cenderung
kaku , clean-lines, tanpa sekat dan menonjolkan unsur natural, seperti
alur serat kayu, dinding batubata ekspose, serta banyak memasukkan
cahaya alami pada ruang.
Desain dapur Scandinavian yang moderen dengan permainan warna putih dan hitam, serat kayu, dinding batubata ekspose, dan aksen industrial dari penggunaan material besi. |
Ada debar halus mengantar the brondong blues berlibur ke Bali bersama sepupu dan sahabat. Ini kali pertama mereka berlibur tanpa kami,
iMom dan om brewok.
Segalanya sudah mereka persiapkan sendiri, mulai dari membeli
tiket di expo Garuda pada awal tahun dan menghitung budget penginapan, sewa
motor, dan makan.
Pengen juga siih ikutan sesuai rencana awal, saya dan om brewok ke Bali sehari sebelum mereka, atau nyusul sehari setelahnya,
eh…semakin kesini rencananya semakin susah di wujudkan karena kesibukan om
brewok yang tidak bisa di tinggal.
Karena ini liburan pertama mereka tanpa kami, jadi ada
beberapa hal dalam menyusun rencana liburan yang kita diskusikan bersama,
seperti:
Mengunjungi pameran fashion female on the move 2015 yang
disingkat Femme pada weekend kemarin, selalu ada agenda khusus mencuci mata pada inovasi produk unik
buatan lokal makassar diantara beberapa nama besar desainer Indonesia yang ikut .
Ida
Noer Haris, nama yang mulai menggema di Makassar dengan menghidupkan
tampilan baju-baju bodo seremonial menjadi baju bodo cantik dengan
untaian batu, manik, payet dan kristal bisa dipakai ke acara baik formal maupun formal kasual. Sudah pernah saya share disini waktu berkunjung ke studio payet ibu Ida.
Tampil stunning diantara deretan stand, mam Da sapaan akrabnya yang juga ketua Iwapi Sulawesi Selatan, kini semakin menegaskan namanya sebagai desainer Indonesia dengan menghadirkan baju-baju elegan dari teknik padu padan warna dan motif sutera lokal Bugis makassar.