Makassar International Writers Festival 2013

Kamis, Juni 27, 2013


Ada dua hal menarik di pembukaan acara Makassar International Writers Festival 2013 kemarin malam, selain peragaan tarian yang sarat muatan lokal itu, tapi saya dateng telat karena sebelumnya ke rumah sakit dulu jenguk tetangga yang sedang dirawat, yaitu:




Atraksi perahu-perahu kertas berbagai jenis yang di ikat di beberapa utas tali panjang yang ujungnya dipegang oleh seorang perempuan bule bersarung dari atas panggung dan dibentangkan paralel sampai ke arah belakang penonton.


 Sajian tak terduga, menarik dan unik....


Dan hal menarik  kedua yaitu lampu daur ulang dari puluhan?....ratusan?...potongan gelas plastik air mineral membentuk chandelier cantik di area main entrance Fort Rotterdam.  
kreatif, patut di contoh dan diaplikasikan ke rumah dan lingkungan masing-masing....


Hadirnya chandelier ini menjadi daya tarik tersendiri yang sudah keliatan dari jalan utama depan benteng dan tentu, menjadi area berkumpul, bercerita dan berfoto. 
Saya, oh sudah tentulah ya...juga sempat berfoto di dua kesempatan, ketika area main entrance sepi tanpa lalu lalang orang dan  ditengah keramaian orang,  tapi sayang gak bisa di posting disini karna fotonya masih di kamera ponsel kekasihku dan belum sempat di bluetooth.



Event Makassar International Writers 2013ini diselenggarakan oleh Rumata' yang dalam bahasa Makassar bermakna rumah kita akan menjadi tempat yang mewadahi berbagai inisiatif komunitas seni di Makassar untuk mengembangkan potensi seniman lokal dan membuka minat masyarakat terhadap kegiatan seni sekaligus mendorong penciptaan pasar bagi kegiatan kesenian yang lebih luas, di samping menjadi penggerak kegiatan literasi dan kebudayaan secara umum.
 

Makassar International Writers Festival  adalah sastra tahunan pertama di Indonesia bagian timur yang yang tahun ini adalah yang ketiga kalinya dilaksanakan., dimulainya dari tanggal 25 sampai Sabtu nanti tanggal 29 Juni 2013. Yang datang bukan hanya penulis dari dalam negeri tapi juga penulis dari Australia, Hungaria,  Pakistan, Amerika Serikat, dan dua negara tetangga.

Fort Rotterdam yang biasanya sepi diluar jadwal MIWF, event musik dan kegiatan seni yang lainnya, kali ini kembali diterangi sorot lampu, volume keras pengeras suara dan seliweran pengunjung.


Dan  tentu...chit chat dengan segelas teh hangat, teh susu hangat, mie kering di Waroeng Popsa, open space kafe yang menghadap laut yang  letaknya tepat di depan Fort Rotterdam.
Bersama Ida Maryam dan Aco yang baru seminggu menikah, Ida dan Titin Syukur, kami semua seangkatan dari sman 2 Makassar.

Di meja sebelah sana, kekasihku juga ngobrol bersama temannya yang juga mau membicarakan my next design project, hotel bisnis di Pare-pare. Skalian toh... ngurusin kerjaan dan ketemuan dengan teman-teman. Dan pastinya.kalo acara kasual kayak begini selalu datang satu paket dengan si brondongs kacci kesayangan kami berdua.


Sebagai tim MIWF 2013, Titin dan Ida Syukur  yang masih sering mondar-mandir tapi sudah tidak berdomisili di Makassar lagi ini selalu kangen berat sama mie kering titi, nyuknyang ati raja, coto, sop konro sop saudara, kue-kue tradisional di mamas cafe, .... lho?!? lagi ngomongin MIWF koq malah endingnya lari ke kuliner ya.
Masih ada dua hari lagi sebelum penutupan, mudah-mudahan masih bisa gabung di salah satu workshop penulisan.

















You Might Also Like

0 komentar

Subscribe