Instagrammable Spots Di Black Canyon Coffee Monginsidi Makassar.

Senin, Oktober 02, 2017


Kehadiran sebuah kafe baru dalam meramaikan dinamika life style di bidang kuliner selalu disambut hangat oleh masyarakat urban Makassar.
Terlebih jika cita rasa ragam kuliner telah melekat erat di lidah penikmatnya.

Seperti Black Canyon Coffee yang terkenal dengan sebutan BCC, tanggal 30 Agustus kemarin.


Bertempat di jalan Monginsidi Makassar yang cukup padat di dominasi oleh residensial dan warung kopi lokal, massa bangunan Bcc ditarik mundur ke belakang sehingga membentuk area luas untuk parkiran tamu. 

Siang itu iMom dan teman-teman Blogger Makassar ketemuan makan siang di kafe yang mengusung konsep menu Thailand.
Ini bukan kunjungan pertama iMom karena weekend sebelumnya sudah duduk santai berdua Om Brewok menikmati gerimis sore.
Kafe yang sudah sangat familiar ini tampil baru dengan wajah fasade geometris horisontal yang kental bermain tekstur alami.
Dinding fasade yang dibagi secara horisontal dengan cat berwarna putih polos bertulis nama kafe di bagian atas dan permainan dominasi bata ekspose di bagian bawah dengan deretan jendela krepyak berwarna putih. 

Instagrammable spot.


Beranjak masuk langsung di sambut oleh teras indoor yang luas dan sejajar garis fasade. 
Duduk santai di teras indoor yang viewnya langsung ke jalan melalui bukaan-bukaan jendela.
Deretan jendela yang fotogenik ini sudah pasti menjadi salah satu spot berfoto yang Instagrammable.





Dan yang tidak biasa adalah dinding selasar di foyer menuju ke indoor kafe.
dinding terakota ekspose yang disusun berselang-seling membentuk rongga ini di buat sebagai selasar melengkung dengan sedikit menaikkan level lantainya. 
Selasar entrance yang dicreated unik berhasil memberi kesan misterius akan pengalaman ruang seperti mencipta efek klimaks menuju area indoor kafe.
Instagrammable spot sudah pasti.


Sebuah cara masuk kafe yang sangat bergaya. 
Dinding terakota ini mengingatkan sebuah dinding di Katamama Resort yang berhadapan dengan Potato Head Bali yang juga menjadi inspirasi bentukan dinding lengkungnya. 
Olah rancang bangun dari Arsitek Andra Matin memang selalu menuai decak kagum karena tidak hanya indah secara visual tapi juga selalu memberikan pengalaman ruang yang dramatis.



iMom at Potato Head Beach Club Bali.

eits, jadi kepengen main ke Potato Head lagi. iMom suka sensitif yaa kalo sudah nyinggung Bali. 


Sawadikaaap..... 
*Thai greeting.
Sapaan penyambutan pada setiap pengunjung.



What a space!
Kesan kebersahajaan sebuah rumah tinggal lebih menonjol dibanding kesan umumnya sebuah kafe yang banyak bermain bentuk artifisial. 
Sebagai akhir selasar lengkung, sebuah ruang penerima dan ruang duduk mengarah ke area inner coutyard dengan bar kayu mengelilingi pohon kamboja sebagai point of interest bangunan.
Indoor kafe yang menggabungkan eksotisme nuansa Jawa tempoe doeloe dan elegance style Mid Century yang marak diadopsi sebagai style kekinian tidak hanya pada ruang komersil tapi juga di ruang hunian.



Dari area penerima ini ruang di layout dengan penzoningan terbagi jelas. 

Sebelah kiri menerus adalah smoking area berupa beranda yang sepanjang dindingnya ditanami keladi. Pagar rendah yang railingnya terbuat dari kayu langgam Jawa sebagai pembatas area dan lampu-lampu ukir di gantung  di sepanjang beranda.
Untuk antisipasi tempias air hujan di sepanjang dua sisi beranda di tutup krey bambu yang di beri pelapis kanvas berwarna hitam juga rantai besi tempat mengalirnya air hujan.
Again, sebuah spot yang sangat instagrammable.








Sebelah kanan adalah ruang tanpa asap rokok yang seluruh dindingnya dari kaca tembus pandang ke arah open space.

Di ruang duduk bagian dalam ini atmosfir elegance Mid Century yang berpadu dengan eksotisme nuansa Jawa tempoe doeloe lebih kental terasa.
Dari pengolahan dinding yang di cat putih tampak kontras dengan tekstur batu bata  di salah satu dinding memanjang yang diberi aksen jendela putih kaca cermin, yang mana hal ini juga merupakan pengulangan dari dinding fasade sesuai konsep indoor outdoor yang dibuat menyatu dalam satu masa bangunan.
Juga pengolahan plafon yang sebagian putih dan sebagian lagi menggunakan bahan anyaman dengan mengekspose struktur yang mengikuti bentuk atap.
East meet west.
Dan so pasti menjadi instagrammable spots.

Ruang ini juga di lengkapi sebuah lorong yang difungsikan sebagai area private layaknya rumah tinggal abad pertengahan. 
Di area ini diletakkan toilet pria dan wanita, tempat mencuci tangan yang dilengkapi cermin besar, mushala mungil yang kompak dengan area wudhu, yang dinding lorongnya diberi lukisan sehingga  menghilangkan kesan area belakang yang di kafe-kafe lain biasa ditempatkan tersembunyi di ujung ruang.

Keramik lantai dipilih motif tegel berwarna abu-abu monokrom untuk menjaga kesatuan warna ruang agar tetap menonjolkan finishing natural serat kayu pada furniturenya. 
iMom suka aksen retro pada pilihan motif geometris dalam warna bold merah kuning biru serta putih dan hitam pada bahan upholstery yang memberi kesan cheerfull tapi tidak berlebihan.
Betah serasa di rumah sendiri. So homey.




Pajangan boneka kayu Pinokio ini ikut memberi aksen dalam ruangan bersama beberapa pajangan  karya seni dan kerajinan tangan lainnya untuk memperkuat atmosfir kafe bertema Mid Century ini. 

Keseluruhan layout banyak menghasilkan sudut duduk yang asyik untuk datang beramai-ramai dan bersama teman kencan.
Tersedia juga ruang yang lebih  privacy untuk kegiatan seperti meeting dan press conference,   juga jika datang sendiri dan perlu membuka laptop. 
Seperti biasa jika datang ke sebuah kafe yang atmosfirnya menyenangkan, iMom selalu tak lupa menandai sudut-sudut cozy untuk ngobrol sekaligus nyaman untuk bekerja.
Seperti dua sudut cozy pilihan iMom di kafe ini,





Terletak di area paling dalam di  balik rak, sisi dinding berhias tanaman keladi dengan arah pandang ke beranda dan inner coutyard atau taman di area dalam bangunan.
   

 Juga sudut asyik di smoking area dengan suasana outdoor yang bikin betah.

Premium coffee should be black as devil, 
hot as hell, 
pure as angel, 
and sweet as love. 
Whenever you sip your coffee, 
its a drink from Paradise.... *BCC


*Pinterest.

Ini dia Anchien Coffee kesukaan Om Brewok.
Rasa yang hanya di mengerti oleh para peminum kopi sejati.
Kenapa begitu?
Karena kopi yang disajikan di Black Canyon Coffee adalah kopi berkualitas premium yang biji kopinya telah diseleksi secara cermat dari Thailand Agricultural Project.
Selain Anchien Coffee juga ada Espresso, Cappuccino, Mocha, Chocolate, Green Tea from Japan, Thai Tea dan Fruit Juices.


Melengkapi premium coffee dan minuman fancy lainnya, pilihan makanan yang disajikan di Black Canyon Coffee juga adalah superb food dishes. 
Sesuai dengan falsafah yang diusung kafe ini sejak awal berdirinya yaitu menyajikan makanan berkualitas yang fokus pada rasa, kebersihan dan manfaat bagi kesehatan tubuh.
Menu yang ditawarkan adalah menu kombinasi, dari menu  Western seperti soup, pasta, salad, steik dan sandwich,
Juga pilihan menu lokal Thailand seperti Chicken atau Seafood Tom Yam, mmm.... kalo mulai berasa pilek iMom suka kangen dengan menu ini, juga ada Cury dan Mango Salad,
Kombinasi Oriental Western juga ada yaitu menu Fusilli Noodles,
Dan menu Indonesia seperti Nasi Goreng, Mie Goreng dan Sate, serta banyak ragam menu lainnya.

Di Makassar sendiri sudah ada tiga cabang Black Canyon Coffee. Yang pertama di Mall Mari, kemudian di Jalan Patimura, yang keduanya sudah ditutup. Dan cabang yang ketiga yaitu di jalan Hertasning yang menjadi tetangga iMom. 
Dan Black Canyon Coffee terbaru di jalan Monginsidi ini adalah pengganti cabang Mall Mari Makassar yang beroperasi langsung dibawah Black Canyon Coffee Indonesia yang bertempat di Bali. 
Menu makanan  masih tetap sama ya, waktu datang pertama kali ke sini iMom minta dibawakan menu yang belum pernah ada di list menu, dan pelayannya membawakan piring berisi gorengan pisang dan ubi ini ditemani palmsuiker dan sambel tumis.


Sayangnya iMom batal mencicipi menu enak ini lagi ketika datang bersama teman-teman Blogger Makassar kemarin, karena kata pelayannya bahannya tidak lengkap. 
Tapi tidak berapa lama kemudian koq menu ini bisa disajikan lengkap ke meja sebelah.

iMom ngobrol bersama mbak Chika yang ramah.

Menurut Mbak Chika dari Black Canyon Coffee Monginsidi Manager, menu ini adalah salah satu menu lokal khusus untuk cabang Monginsidi. Setiap cabang kafe memang mempunyai beberapa menu khusus yang disesuaikan dengan kuliner lokal setiap daerah. 
Ke depan nanti beberapa menu lokal akan segera ditambahkan ke dalam daftar menu.

Dan Ini Teriyaki Chicken Steak yang iMom pesan,


Serta beberapa dari menu-menu pesanan yang berturut diantar ke meja kami,








Black Canyon Coffee Monginsidi ini menyediakan semua yang kita inginkan ada pada sebuah kafe.
Tempat yang menyenangkan, desain memukau, dan menu yang memanjakan selera. 


Bersama teman-teman Blogger Makassar dalam dresscode Batik.



Kini sebuah kafe tidak lagi hanya sekedar tempat untuk menikmati citarasa makanan tapi juga dituntut untuk memenuhi beberapa kriteria seperti lokasi dan luasan area parkir, desain atraktif dan tematik, kenyamanan, kebersihan, dan juga nilai prestige yang diberikan, yang semuanya harus saling melengkapi untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan sehingga timbul perasaan untuk selalu ingin kembali.



Black Canyon Coffee a drink from Paradise.... 
                available on Earth. *BCC
                                       

Salam Kreatif,
Be Happy, Be You.

You Might Also Like

16 komentar

  1. Angkat tangan ka saya kalau IMom yg review tempat dengan disain kece.. Detil banget 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga angkat tangan ka kalo kaka Alfu yang jahit outer Batik deeh. Sukaku itu desainnya yang asimetris.

      Hapus
  2. Jadi BCC di Makassar tuh pertama adanya di MaRI, trus di MTos (yang ini banyak yg gak tau), Pattimura, Hertasning & yang terakhir Monginsidi ini. Tapi sekarang tinggal Hertasning & Monginsidi yang eksis.

    Btw, suka deh sama reviewnya kak Novie, bahasan dari segi arsitekturalnya detail banget 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya, saya ingat pernah dulu dua kali mampir ke BCC MTos yang di bagian balkon sudut paling depan kaaan. Tapi kayaknya kurang heits disitu karena mall itu kan segmennya nda nongki di BCC. Makasiih kaka Ery pujiannya bikin semangat.

      Hapus
  3. Sukaaa banget dengan cara kak Novie menceritakan detail interior dan arsitektural nya. 😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kah? makasiih yaa Ayi. Mungkin karena pengaruh cerita mba Luna sama dua cewek tomboy yang kakinya goyang2 duduk dibelakangku di pergelaran Anne Avantie kemarin yaaa.

      Hapus
  4. Kerennya tulisan iMom, ketika arsitek diminta mereview cafe sudah pasti arsitektur, dekorasi dan bangunan cafe akan dibahas dengan details. Jadi pembacapun sedikit banyak mendapatkan informasi dan edukasi tentang istilah-istilah arsitektural. Laf banget 😍😍😍.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih teteh Awie , saya jadi tersipu kemudian senang dan menjadi lebih semangat nulis.
      Kebetulan itu yang di mengerti jadi bisa-bisa dikitlaah nulisnya.

      Hapus
  5. Waahhhh sukaku deh baca kalau imom bahas soal view 😍😍 imom ini dapat review terbaikkk nanti bareng kesini lg deh kalo adami voucher
    Enak bacarlota di sini ahahhahahahahy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiih kaka Qiah. Mereview pake hati ini judulnya diii. Biar gak dapet voucher juga ayo yuuk kita nongki disini lagi.

      Hapus
  6. Wooow lengkap banget ulasannya kak Novii :)
    Oh yah salam kenal kak, kebetulan saya juga lulusan arsitektur. Bolehlah nanti kaka sharing kepada saya yang masih newbie ini. hehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ooohh... se almamater kita rupanya ya Yani. Sama-sama belajar juga koq Yan, di sekolah kemarin kan kita juga jarang nge review kecuali di Perancangan Arsitektur, itu juga kebanyakan bangunan di Eropa.

      Hapus
  7. Wuih, suka sekali ka' baca review resto yang ditulis oleh arsitek. Suka sekali baca bahasan detail mengenai desain interior dan eksteriornya. Satu hal yang tidak mungkin bisa saya lakukan :)

    Keren, Kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kaka Niar.
      Kebetulan bisa dan sudah familiar juga sama kafe ini jadinya lancar nulisnya. Jangan bilang gak mungkin nulis beginilaaah, kalo blogger kan harus bisa semuanya, tergantung dilihat dari sudut mana yang mau diangkat. Saya juga fave sama tulisan kaka Niar, apalagi konsistensi nulisnya yang belum bisa saya sejajarkan apalagi mau saya lambung kiri. Oh my!

      Hapus
  8. Kapaaannn ajak aku nongki2 di sini iMom...???

    BalasHapus

Subscribe